Langsung ke konten utama

ADVOKASI DARI CATATAN DAN ARSIP UNTUK TOPENG BLANTEK

ADVOKASI DARI CATATAN DAN ARSIP UNTUK TOPENG BLANTEK
SEBAGAI WARISAN BUDAYA YANG MENGAGUMKAN


Hikmah Irfaniah * dan Ike Iswary Lawanda *

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara dan analisis dokumen. Wawancara dilakukan kepada 11 informan, yaitu 3 seniman topeng blantek, 1 staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, 3 staf Balai Pelestarian dan Nilai Budaya Jawa Barat, 2 staf Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan 2 Penguji dari program penetapan. Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui proses penetapan program dan nilai-nilai mereka terhadap Topeng Blantek dan Arsip dan Arsip Topeng Blantek.

Dokumentasi analisis dilakukan untuk memperoleh informasi tentang nilai-nilai Topeng Blantek yang tercantum dalam arsip dan arsip Topeng Blantek dan untuk mengetahui proses advokasi dalam penetapan program Warisan Budaya Takbenda. Dokumentasi termasuk arsip dan arsip Topeng Blantek yang dibuat, diterima, dan digunakan kembali dalam mendukung Topeng Blantek selama proses program penetapan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mempertahankan Kesenia Betawi Lewat Seni Topeng Blantek - Jendela (3/9)

Topeng Blantek Warisan Betawi Zaman VOC

Kabar Berita Sanggar Fajar Ibnu Sena 20 Januari 2013 • Topeng Blantek Warisan Betawi Zaman VOC Lenong, Ondel-ondel, Samrah atau Gambang Kromong mungkin tak asing lagi terdengar di telinga. Kesenian tersebut identik dengan kebudayaan masyarakat Betawi. Namun tahukah Anda, ternyata masih ada satu warisan asli budaya Batavia yang sampai saat ini belum banyak dikenal, yaitu Topeng Blantek yang telah dilestarikan sejak zaman Hindia Belanda, atau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) sekitar tahun 1648. 001,PESANGGRAHAN Topeng Blantek sejatinya merupakan kesenian asli Betawi yang belum terafiliasi dengan kebudayaan asing. Kesenian ini berkembang di daerah pesisir Jakarta, seperti Pasar Ikan, Tanjung Periuk. Saat ini, pelestari Topeng Blantek bisa dibilang langka, karena hanya tinggal tiga orang yang memiliki sanggar. Salah satunya Nasir Mupid, pengelola sanggar Fajar Ibnu Sina. Pria berusia 55 tahun itu mulai bergulat di dunia seni dan melestarikan Topeng Blantek sejak 1983. Dia ...

Topeng blantek : inventarisasi dan dokumentasi WBTB Jakarta Timur

https://youtu.be/R4a1VcejbAU