TOPENG BLANTEK DI KAMPUNG BETAWI
(STUDI KASUS : SANGGAR SENI “FAJAR IBNU SENA” CILEDUG)
SKRIPSI Fakultas Adab dan Humaniora
Dengan Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)
An. HAMMATUN AHLAZZIKRIYAH NIM. 1111022000008
KONSENTRASI ASIA TENGGARA
PROGRAM STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1437 H/ 2016 M.
E. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang
penulis gunakan adalah metode penelitian deskriptif analitis, dengan pendekatan
sosio-budaya untuk merekontrusksi peristiwa masa lampau yang bersifat
komperhensif.[1] Guna mengetahui
kronologi persitiwa, proses serta faktor-faktor yang mempengaruhi
masyarakat Betawi dalam mengembangkan kesenianpertunjukan Topeng Blantek.Seni
Pertunjukan Drama, musik
dan tari adalah produk kebudayaan dari hasil karya dan cipta suatu kelompok
masyarakat, sebagai salah bentuk eskpresi kehidupan[2] Peneliti
berusaha menjelaskan variabel-variabel yang terjadi dan berlaku dalam
bagian-bagian kecil kebudayaan masyarakat Betawi terutama pada budaya Seni pertunjukan
Topeng Blantek, oleh karena itu diperlukan metodologi yang relevan dan juga itu diperlukan teori yang relevan
bagi penelitian tersebut.
Teori yang dianggap relevan oleh peneliti
dalam penelitian ini, yaitu teori Disseminasi, yaitu teori tentang
pengaruh agama terhadap bagian dari produk-produk kebudayaan seperti seni musik
dan seni tari.
Menurut Triyono Bramantyo,
tentang seni adalah:
“seni
adalah sebuah ungkapan estetika dari sebuah kelompok masyarakat (etnis),
sekaligus simbol dan alat untuk berkomunikasi serta mengekspresikan apa yang
telah dimilikinya (kultur), untuk kemudian dituangkan dalam bentuk audio-visual.
Segala bentuk perubahan nilai, tidak dapat mempengaruhi unsur materialnya,
hanya mempengaruhi unsur penggeraknya saja berupa subyek, sebab subyeknya
adalah manusia, sedangkan obyeknya adalah seni itu sendiri”.[3]
Dalam artiket “cultural sociologi” yang kini
di pandang klasik, yang artikel ini mulanya di terbitkan oleh vierkandt dalam
hand woerterbuch der siziologie (handbook of sociologi), alferd weber mendefiniskan
kebudayaan sebagai suatu ”bentuk expressional spiritual dan intelektual dalam
substansi kehidupan, atau suatusikap spiritual dan inrtelektual terhadap
substansi kehidupan, atau suatu sikap spiritual dan intelektual terhaap
substansi kehidupan itu,”weber melanjutkan”.Di bagian akhir dari artikel
itu,dia menegaska: kesepakatan denngan tradisi dan lapian kehidupan yang
bersifat ideal atau religious terjadi dalm konstalasi baru sebagai mana akan
kami deskripsikan tentang situasi historis baru secara sosiologis dan
teknis-paling tidak sama penting nya dengan upaya yang sungguh-sungguh unbtuk
menangkap dan membentuk,atau menyepakati semangat kehidupan baru yang bersifat
naturalistic,praktis dan ingtelektual.”[4]
Menurut Kuntowijoyo,
nilai-nilai Islam tidak harus dilihat dan dimaknai secara normatif dan bergaya
Arab yang kering, namun Islam dimaknai dan diwujudkan dalam bentuk lain yang
mempengaruhi sistem dan budaya di tempat dimana Islam itu masuk.
Unsur-unsur pembentuk
seperti agama hanya mempengaruhi moral dan etika dari subyeknya saja, yaitu
para pelaku budayanya saja, semisal komunitas Sanggar yang mengembangkan Seni
Topeng Blantek namun secara umum nilai-nilai tersebut tidak dapat menghilangkan
unsur materialnya.
Adapun dalam penelitian
ini penulis mengunakan metode pengumpulan data yang meliputi 4 tahapan
yaitu [5] :
Heuristik, berupa
kegiatan mengumpulkam sumber sejarah.[6] Adapun
sumber yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber,
yaitu : sumber primer yang bersifat tertulis, berupa sumber yang diterbitkan
seperti biografi, dokumen, naskah-naskah, sumber yang tidak
diterbitkan seperti sumber tertulis di arsip, dokumen negara, kemudian
wawancara dan pengamatan langsung.
Adapun sumber data
sekunder berupa pandangan, buku-buku terkait, tesis, disertasi, majalah, surat
kabar, jurnal serta sumber elektronik dari website milik instansi resmi derah
maupun pemerintah.
Pengumpulan sumber-sumber
yang dilakukan penulis dengan menggunakan metode penelusuran kepustakaan
(Library Research), yakni mengunjungi beberapa lembaga yang memiliki koleksi
buku maupun arisp terkait tema penelitian ini, seperti Perpustakaan Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk mencari buku-buku, hasil penelitian,
tesis, jurnal, disertasi terkait dengan Islam dan Budaya, Perpusatakaan
Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk mencari buku-buku maupun skrispi dengan tema serupa, Perpustakaan Umum
Universitas Indonesia untuk mencari hasil penelitian, kajian, disertasi dan
lain-lain.
Kemudian setalah
mengumpulkan data-data, tahapan selanjutnya adalah kritik sumber. Penulis
berusaha membandingkan, menganalisis dan mengkritisi beberapa sumber yang telah
penulis dapat, baik sumber primer, sekunder maupun sumber elektronik guna
mendapat sumber yang valid dan relevan dengan tema kajian.
Tahapan selanjutnya
interpretasi data, yakni penulis melakukan analisa sejarah untuk mengungkap
masalah yang ada, dalam hal ini penulis berusaha melihat fakta yang penulis
dapat dari pengumpulan data dan kritik sumber, sehingga memperoleh pemecahan
atas masalah tersebut.
Terakhir penulis
menuliskan hasil pemikiran dari penelitian serta memaparkan hasil dari
penelitian sejarah secara sistematik yang telah diatur dalam pedoman penulisan
proposal skripsi, sehingga penelitian ini bukan hanya baik dari segi isi tetapi
juga baik dalam metode penulisannya. Tahapan terakhir ini disebut dengan
historiografi.[7]
[1]Sartono Kartodirdjo, Pendekatan
llmu Sosial dalam Metodelogi Sejarah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1992, h .4-5, 144-156 .
[2]H.Th. Fischer, Pengantar
Anthropologi Kebudayaan Indonesia, terj.AnasMakruf, (Jakarta: PT
Pembangunan, 1960),h. 66-72.
[3]Triyono Bramantyo, Disseminasi
Musik Barat di Timur, StudiHistoris Penyebaran Musik Barat di Indonesia dan
Jepang Lewat Aktivitas Missionaris Pada Abad Ke-16, terj. Emmanuel
CahyoKristanto, (Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia, 2004).
[4] Bassam Tibi, kebudayaan dan
perubahan social. Yogyakarta: Tiara Wancana Yogya,1999. Hal 73
[5]MuhamadArif, PengantarKajainSejarah,
Bandung: YramaWidya, 2011, h 32.
[6]Fakultas Ilmu sosial dan
ilmu politik, “Panduan penyusunan proposal & penulisan
skripsi”, (Jakrta: UIN Jakarta, 2012), Hal.12
Komentar
Posting Komentar