Langsung ke konten utama

Teater Topeng Blantek Betawi Karya Ilmiah Agatha Christie K.D

Teater Topeng Blantek Betawi Karya Ilmiah Agatha Christie K.D

Kemudian bentuk dan makna komunikasi nonverbal pada artefaknya adalah pertama sundung yang terdiri tida buah, terbuat dari bamboo dan digunakan sebagai pengangkat sayur-sayuran, kayu bakar dan rumput untuk ternak. Sundung bermakna perjuangan masyarakat Betawi karena dalam menafkahkan kehidupannya mereka menggunakan sundung. Dalam teater sundung bermakna sebagai pembatas antara penonton dan pemain, pemusik dan pemain juga sebagai alur keluar-masuknya para pemain ke arena.

Kedua Obor terbuat dari bamboo, berukuran diameter 20 cm, ada yang membuatnya bentuk tabung panjang da nada juga yang membuatnya bentuk tabung pendek. Memiliki satu sumbu kecil. Obor bermakna perjuangan masyarakat Betawi sebagai penerang atau lampu dan pada zaman perang obor digunakan juga sebagai penerang saat mereka akan menyerang penjajah. Obor dalam teater ini bermakna ruang dan waktu yang memisahkan waktu antara pagi ke malam serta jarak tempuh ke suatu tempat. Saat obor di bawa oleh Jantuk dan dinyalakan menandakan teater akan dimulai di pagi hari. Obor adalah matahari. Dan bila nyala sumbu dimatikan tandanya memasuki malam hari atau matahari terbenanm. Bila pemain mengelilingi obor sekali tandanya jarak tempuh dekat, bila mengelilingi obor dua kali tandanya jawak tempu jauh.

·    Simpulan dari penelitian saya adalah bahwa sudah menggambarkan adanya bentuk dan makna komunikasi non verbal pada peran Si Jantuk dalam teater Topeng Blantek Betawi.

·    Oleh karena itu saya berharap peneliti selanjutnya dapat meneliti suatu peran dalam teater yang dilihat dari klasifikasi point-pint selain penampilan fisik dan artefak. Serta dari segi fungsi komunikasi non verbalnya.

·    Saran Praktis saya adalah diharapkan Peran Si Jantuk dapat dikembangkan ke generasi penerus dari para seniman suku Betawi, dapat melakukan kegiatan serupa festival dan perlombaan guna menghidupkan kembali kesenian Betawi dan Pemerintah daerah DKI Jakarta serta Menteri Pendidikan untuk dapat memasukan kesenian Betawi sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang seni teater di sekolah tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mempertahankan Kesenia Betawi Lewat Seni Topeng Blantek - Jendela (3/9)

Topeng Blantek Warisan Betawi Zaman VOC

Kabar Berita Sanggar Fajar Ibnu Sena 20 Januari 2013 • Topeng Blantek Warisan Betawi Zaman VOC Lenong, Ondel-ondel, Samrah atau Gambang Kromong mungkin tak asing lagi terdengar di telinga. Kesenian tersebut identik dengan kebudayaan masyarakat Betawi. Namun tahukah Anda, ternyata masih ada satu warisan asli budaya Batavia yang sampai saat ini belum banyak dikenal, yaitu Topeng Blantek yang telah dilestarikan sejak zaman Hindia Belanda, atau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) sekitar tahun 1648. 001,PESANGGRAHAN Topeng Blantek sejatinya merupakan kesenian asli Betawi yang belum terafiliasi dengan kebudayaan asing. Kesenian ini berkembang di daerah pesisir Jakarta, seperti Pasar Ikan, Tanjung Periuk. Saat ini, pelestari Topeng Blantek bisa dibilang langka, karena hanya tinggal tiga orang yang memiliki sanggar. Salah satunya Nasir Mupid, pengelola sanggar Fajar Ibnu Sina. Pria berusia 55 tahun itu mulai bergulat di dunia seni dan melestarikan Topeng Blantek sejak 1983. Dia ...

Topeng blantek : inventarisasi dan dokumentasi WBTB Jakarta Timur

https://youtu.be/R4a1VcejbAU