Topeng Blantek
Tanggal 18 Juni 2015 oleh Abdul_azis sobat budaya
Kategori : Seni Pertunjukan
Elemen Budaya: Seni Pertunjukan
Provinsi : DKI Jakarta
Asal Daerah : Jabodetabek
SOSIO HISTORIS SENI BUDAYA TOPENG BLANTEK
I.2 Keberadaan Topeng Blantek
Topeng Blantek telah lama ada, sejak masa penjajahan Belanda.
Topeng Blantek merupakan bagian dari seni budaya Betawi yang seharusnya dapat
dilestarikan. Topeng Blantek adalah salah satu seni budaya yang diwariskan oleh
para pendahulu masyarakat Betawi dan harus dipertahankan karena memiliki
nilai-nilai estetika dan edukasi yang tinggi. Keberadaan Topeng Blantek tidak
lepas dari peran serta para tokoh dan seniman Betawi.yang rnemiliki rasa peduli
pada budayanya, dengan selalu berkreasi pada kesenian.
Hal tersebut tidak akan terwujud apabila tidak dibantu oleh
faktor pendukung. Para seniman Betawi untuk memajukan seni budayanya sangat
membutuhkan modal. Modal digunakan sebagal bahan untuk keperluan, seperti
pembelian perlengkapan dan peralatan pentas. Modal ini merupakan bagian dari
tanggung jawab pemenintah terhadap kebudayaan daerah.
Disisi lain, masyarakat dirasa kurang memiliki antusias terhadap
seni budaya ini. Uang yang diperoleh saat tampil habis, karena dibagikan secara
merata untuk para pemain. Sehingga uang untuk biaya keperluan kesenian tidak
ada. Oleh sebab itu, pemerintah harus melaksanakan perannya sebagai pemberi
fasilitas secara keseluruhan. Namun pada kenyataannya, hal itu tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Secara makro maupun mikro dalam kesenian, modal merupakan
bagian dari kebutuhannya. Modal atau Materi merupakan salah satu faktor yang
diprioritaskan.
Pemerintah dalam hal ini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Provinsi DKI Jakarta melalui perangkatnya selalu bekerjasama dengan para
seniman. Pemerintah menyediakan fasilitas berupa tempat. Setiap tampil,
pemerintah juga memberikan dana produksi bagi para seniman/pemilik
sanggar seni budaya yang melakukan pertunjukan. Itu pun secara bergiliran dan
setiap bulan 2 kali pertunjukan.
Walaupun pihak pemerintah telah memberikan dana produksi pada
setiap seniman/pemilik sanggar seni yang melakukan pertunjukan, seperti
contoh di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Taman Ismail Marzuki, Gedung
Kesenian Jakarta, Kota Tua, maupun di pusat-pusat pertunjukan seni budaya lainnya.
Setiap penyelenggaraan pentas Topeng Blantek tidak terlepas dari
modal karena untuk membuat suatu pertunjukan dibutuhkan biaya. Biaya biasanya
digunakan untuk membayar para pemain dan perbaikan alat-alat. Fasilitas berupa
tempat yang menarik dan banyak masyarakatnya, memang telah disediakan oleh
pemerintah. Namun saat ini, dapat dikatakan belum adanya perkembangan pada
program kesenian yang menyentuh langsung kepada Topeng Blantek. Padahal jika
dikaitkan lagi bahwa pemerintah berperan sebagal pemilik alat-alat produksi,
yaitu infrastruktur dan modal. Para seniman merupakan pekerja yang berusaha
untuk memberikan yang terbaik dari pekerjaannya itu.
Keberadaan Topeng Blantek sampai saat ini terbentuk dari
kepedulian tokoh seni budaya Betawi yang bangga terhadap seni budayanya dengan
mendirikan sebuah sanggar seni budaya. Eksistnsi Topeng Blantek dapat di jumpai
dengan adanya pertunjukan Topeng Blantek di acara-acara tertentu, seperti
pernikahan. Dan juga terkadang tampil di kawasan cagar budaya Betawi, Setu
Babakan, Jakarta Selatan.
Pemerintah sebagai faktor pendorong melaksanakan tugasnya
sebagai penyandang dana dan infrastruktur harus dilakukan dengan benar
dan tepat. Keberadaan Topeng Blantek itu sendiri dapat pula tergambar dengan
adanya sanggar-sanggar yang jumlahnya sangat sedikit. Oleh sebab itu, hubungan
timbal balik antara kedua pihak harus terus dapat terwujud untuk kebertahanan
keberadaan Topeng Blantek.
Komentar
Posting Komentar