Topeng Blantek
Tanggal 18 Juni 2015 oleh Abdul_azis sobat budaya
Kategori : Seni Pertunjukan
Elemen Budaya: Seni Pertunjukan
Provinsi : DKI Jakarta
Asal Daerah : Jabodetabek
SOSIO HISTORIS SENI BUDAYA TOPENG BLANTEK
Skema Proses Pemaknaan pada Seni Budaya Topeng Belantek
Skema 3.2 menunjukkan bahwa, terbentuknya bermacam-macam nilai
dimulai dengan adanya pemahaman individu tethadap pertunjukan dan sebuah
pertunjukan seni topeng Belantek.Dan pemahaman dan penafsiran memmbulkan sebuah
pemaknaan sosial yang berdasarkan pengamatan pada sebuah pergelaran seni budaya
topeng Belantek.Pada pementasan seni budaya Topeng Belantek menampilkan kisah
atau cenita yang disampaikan pada masyarakat.
Para penonton dapat melihat dan menafsirkan secara individu
tentang makna dan suatu kisah dalam pertunjukan.Makna yang ditafsirkan dani
masing-masing individu berbeda-beda. Pemaknaan sosial tersebut akan
menghasilkan makna nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah pertunjukan sern
budaya Topeng Belantek seperti nilai hiburan, sosial, dan agama.
“Dalam nilai seni budaya yang ada, salah satunya seni budaya
topeng belantek banyak beberapa niiai-nilai yang terkandung didalamnya seperti
hiburan, agamá, sosial dan pendidikan.Nah, dalam nilai pendidikan itu dilihat
bagaimana ceritanya biasa itu bersifat pada perilaku kita sehari-hari. Seperti
kejujuran, keberanian dan kesederhanaãn biasanya itu yang sering dipertunjukan
dalam seni budaya topeng belantek pada tema Si Pitung[26]
Pola pendidikan yang dikemas dalam sebuah seni budaya Topeng
Belantek memilki tujuan dalam pemberian nilai-nilai yang dilakukan oleh para
seniman Betawi pada masyarakat luas.Nilai-nilai tersebut harus bersifat
universal. Oleh sebab itu, penjelasan pada rnasyarakat bermacam-macam menurut
R. Linton dalam Abu Ahmadi bahwa “nilai-nilai didalammasyarakat digolongkan
menjadi 2 macam yaitu nilai inti dan nilai pen-pen Nilai inti adalah
nilai-nilai universal, sedangkan pada nilai pen-pen adalah nilai alternative[27]
Nilai universal tersebut pengertiannya nilai yang dapat diterima
terdiri dan nilai sosial, nilai budaya dan nilai agama.Berbeda dengan lembaga
sekolah yang sifatnya formal maupun informal dengan berbasis teori atau
kongnitifitas, Walaupun terlalu sering dalam penyampaian pada saat pertunjukan
seni budaya ini bersifat humoris.
Proses Transfer NiIai
Proses perpindahan nilai dapat dilakukan dengan cara-cara yang
berbeda-beda. Pemaknaan sosial yang menjadi nilai oleh masyarakat merupakan
bagian dan proses transfer nilai. Pertunjukan merupakan sarana dalam
mentransfer nilai-nilaiyang ada pada seni Topeng Belantek Transfer merupakan
perpindahan bentuk atau sesuatu pada hal-hal tertentu dan suatu subyek ke
subyek yang lain .Artinya, sebuah perpindáhan nilai yang diberikan seni kepada
masyarakat melalul pertunjukan.Pertunjukan seni Topeng Belantek dipandang sebagai
sesuatu yang memiliki nilai dan makna sosial. Proses perpindahan nilai yang
dibawakan oleh para pemain dan dipindahkan ke publik melalui pertunjukan
penjelasan nilai dalam Mudji Sitrisno bahwa “Niiai adalah sesuatu yang
dipandang berharga oleh orang atau kelompok orang serta dijadikan acuan
tindakan maupun pengarti hidup”[28]
Pertunjukan seni budaya yang berupa cerita harus disampaikan
oleh para seniman dan pemain harus jelas sehingga nilai-nilai dapat dihasilkan
oleh masyarakat. Proses tranformasi yang dihasilkan berupa makna-makna sosial
yang ditafsirkan menjadi nilai-nilai sosial dan pertunjukan seni Topeng
Belantek. Proses transfer nilai dan pertunjukan seni topeng Belantek juga
merupakan suatu perpindahan nilainilai yang bersifat positif terhadap dan seni
untuk masyarakat. Proses perpindahan nilai dan seni kepada masyarakat melalui
pertunjukan. Nilai-nilai diperoleh dan sebuah cerita yang ditampilkandan isi
dan pertunjukan.
Kita lihat pada adegan silat kalau orang betawi ahli silat dia
menunjukan bahwa dia seorang jawara dan yang kuat. Namun, mungkin orang beda
yang melihatnya dia bisa silat untuk mempertahankan diri dan menolong orang.
Nah..itu berubahkan maknanya! Masyarakat yang menonton pertunjukanjuga berbeda
nanti meniiainya”[29]
Interaksi sosial yang membangun sebuah hubungan yang terjadi
antara paraseniman Topeng Belantek dengan masyarakat.Interaksi sosial tersëbut
berupa sebuahpertunjukan yang disaksikan dengan masyaiakat.Masyarakat tersebut
memberikan respon secara apresiasi yaitu dengan tepuk tangan dan memahami
konteks isi dan pertunjukan tersebut Hal yang lebih penting adalah penerimaan
nllai sosial dan agama untuk masyarakat yang disampaikan oleh para pemain seni
Topeng belantek.
Nilai Religius
Nilai ini termasuk dalam nilai etika pada seni budaya.Nilai
religius juga terkandung pada seni budaya topeng belantek.Hal ini ditunjukan
dengan dan sisi kaum betawi yang selalu menggunakan sarung songkok dan kain
sarung pada pênampilannya. Songkok dan sarung merupakan salah satu simbol umat
islam yang sangat kental pada kaum betawi. Pada seni budaya topeng belantek
adanya tokoh jantuk juga diidentikan dengan tokoh agama.Tokoh sentral tersebut
yang merupakan ciri khas Topeng Belantek selalu memberikan nasihat-nasihat
diakhir acara pementasan Topeng Belanteic.Nasihat-nasihat tersebut mengandung
unsur-unsur agama yaitu tentang kebaikan, untuk selalu beribadah dan
lain-lain.Pada pergelaran topeng belantek yang terkadang selalu diiringi dengan
musik-musik tradisional yang bernuansa islami.Nilai religius membenikan wama
terhadap seni budaya topeng belantek. Para seniman betawi yang juga pemain
topeng belantek dalam membuat tema yang dibuat harus memiliki sisi agama.
Nilal social
Path seni topeng belantek terdapat pula nilai sosial.Nilai
sosial dalam hal mi topeng belantek bersifat sebagai penerang.Penerang yaitu
sebagai contoh dan masyarakat dalam kehidupan sosialnya.Nilai sosial mi
meliputi path tindakantindakan sosial.Salah satu contoh, yaitu diajarkan untuk
saling menghargai antar sesama, saling tolong menolong dalam kebaikan,
bergotong royong, mencintai lingkungan dan lain-lain.Selain itu, dalani dimensi
sosial juga terkait dengan icnitikkritik sosial pada pemerintah yang membangun.
Nilai sosial yang terkandung dalam topeng belantek menggambarkan bahwa dalam
Topeng Belantek memiliki unsur penerang
“Pada nilai sosialnya topeng belantek yaitu diajarkannya gotong
royong antar sesama dan juga kritik-kritik sosial pada pemerintah melaiui
cerita topeng belantek pada kehidupan sehari misalnya para seniman betawi yang
merdpakan buruh sehingga status sosialnya rendah dengan cerita topeng belantek
menggambarkan kehidupan mereka yang terpinggirkan. [30]
Nilai sosial yang ditampilkan pada pertunjukan merupakan
representasi dani kehidupan masyarakat Betawi.Nilai sosial juga termasuk dalam
penanaman moral pada masyarakat seperti untuk jujur, bertanggung jawab dan
lain-lain.
Nilai sosial yang sering ditampilkan dalam pertunjukan seni
Topeng Belantek karena memilki sifat yang universal.
Daya Tawar Seni Topeng belantek
Daya tawar pada seni dipengaruhi oleh kondisi masyarakat. Jika
dibandingikandinamika sosial suatu masyarakat yang berubah sangat membawa
bepengaruh pada kesenian tradisional Pada masyarakat modem kebutuhan akan hidup
semakin ke arah modem. Masyarakat modem sudah berpola pikir semakin maju karena
zaman yang semakin canggih. Modernisasi yang terjadi pada masyarakat
mempengaruhi keberadaan kesenian tradisional. Pada tahap yang lain dapat
berdampak runtuhnya Kesenian tradisional. Hal itu terjadi karena pada dasarnya
nuansa modern lebih melihat sisi ke arah masa depan yang semakin berubah.
Kesenian tradisional merupakan hal-hal yang sifatnya ketinggalan atau dianggap
masih tradisional. Hal tersebut juga sama dengan seni budaya topeng Belantek
yang dianggap tergolong kebudayaan tradisional. Hal itu karena seni topeng
belantek adalah suatu bentuk hasil dan ide dan karya masyarakat yang betawi
pada terdahulu.Terdahulu merupakan kata yang identik tradisional.
Kebudayaan tradisional sejatinya merupakan corak yang menjadi
khas pada suatu daerah atau bangsa tertentu.Namun, kondisi masyarakat lebih
senang pada sebuah budaya yang sifatnya modern.Hal itulah yang menyebabkan
adanya dinamika sosial pada masyarakat terhadap kesenian. Masyarakat disatu
sisi tertarik akan budaya-budaya barn yang menyenangkan karena sebagai hiburan.
Budayabudaya luar saat mi masuk secara terbuka dan mudah masyarakat untuk
menyaksikannya dapat dilihat melalui media masa seperti televisi.Masyarakat
pada konteks saat mi lebih cenderung ingin berubah sesuai dengan zamannya.
“Jika dilihat pada kondisi masyarakat saat ini.Kesenian
tradisional seerti topeng belantek sangat terlupakan karena salah satu
faktornya adanya modernisasi dan arus globalisasi.kebudayaan tradisional kita
dihadapkan dengan kondisi tersebut yang akhirnya berdampak pada sebuah
kemunduran pada seni. Masyarakat tidak tertarik lagi pada seni tradisional yang
kuno dibandingkan dengan hal-hal yang bersifat modern.itulah yang menjadi
tantangan kami dan para seniman untuk menghidupkan dan mengembangkan kembali
keseniantradisional betawi topeng belantek”[31]
Perubahan yang terjadi secara luas telah berdampak pada
ketidaktertarikan masyarakat pada seni budaya tradisional, salah satunya Topeng
Belantek ini.
Dinamika sosial ini menjadi sebuah bagian dalam kehidupan
berkesenian.Kondisi masyarakat Betawi yang tidak peduli atau kekurang perhatian
terhadap budayanya menunjukan realitas masyarakat Betawi saat ini.
Pada dasarya masyarakat mengalami evolusi budaya, yaitu
perubahan secara besar pada budaya yang terjadi pada masyarakat, khususnya
masyarakat Betawi.Perubahan tersebut mengakibatkan dampak pada seni budaya
lokal. Oleh sebab itu, dinamika sosial pda masyarakat modern berpengaruh pada keberadaan
seni budaya topeng belantek yang terjadi di kota besar.
Dunia saat ini sedang mengalami sebuah proses yang dinamakan
dengan Globalisasi. Globalisasi merupakan sebuah proses yang saling berhubungan
antara siapapun tidak terbatas oleh bidang tertentu dalam George Ritzer bahwa
“Globalisasi kebudayaan adanya sebuah proses hubungan antara budaya lokal dalam
dengan global”[32].
Global adalah sesuatu yang sifatnya berasal dari luar bukan
lokal.Salah satunya adalah budaya yang berasal dan luar.Hubungan antara
kesenian tradisional dengan budaya luar memiliki perbedaan.
Fenomena tersebut dapat mempengaruhi pada terpinggarkanya
kesenian tradisional karena glóbalisasi dapat berpengaruh terhadap pelemahan
budaya-budaya lôkal, seperti seni budaya topeng Belantek.Pelemahan tersebut
berdampak pada menurunnya kepedulian masyarakat betawi terhadap budaya
lokal.Globalisasi juga membawa perubahan tingkatan dalam masyarakat terutama di
Jakarta.Perubahan ini dapat membawa masyarakat yang menuju pada arah menjadi
sebuah masyarakat modern.Arus globalisasi dan modernisasi yang semakin tinggi
membuat pergeseran pada kalangan masyarakat betawi di Jakarta.
Pergeseran ini semakin membuat kalangan masyarakat betawi
sekarang menjauhi seni budaya tradisionalnya.Tradisional yang identik dengan
keterbelakangan sudah menjadi sesuatu istilah yang Ketinggalan Zaman.
Masyarakat modem lebih menerima respon budaya modern. Hal tersebut berdampak
pada seni budaya topeng Belantek yang tradisional semakin terpinggirkan oleh
masyarakat karena globalisasi membawa perubahan pada masyarakat, khususnya
masyarakat betawi termasuk yang ada di wilayah Pesanggrahan.
“Zaman modern juga berdampak pada keberadaan kesenian
tradisional bukan hanya topengbelantëk akan tetapi bisa semua.Kemerosotan seni
topeng belantek secara terbuka juga karena faktor modernisasi budaya akibat
globalisasi.dan dikhawatirkan lambat laun kesenian tradisional akan tergerus
dan semakin hilang”.[33]
Adanya kontestasi juga disebabkan oleh faktor kapitalis sebagai
pemilik modal yang memanfaatkan adanya globalisasi dan modernisasi pada
kebudayaan yang mengedepankan sisi materialis, sehingga berdampak pada budaya
tradisionalseperti topeng Belantek yang semakin meredup.Akibat dan hal itu
membawa dampak pada kehidupan para seniman yang mayoritas kelas menegah kebawah
semàkin tertindas.
Padahal seni budaya Topeng Belantek adalah seni tradisional
masyarakat kaum betawi yang memilki sebuah nilai.Kesenian Betawi yang berasal
dan karya masyarakat Betawi terdahulu.Dalam pertunjukan seni budaya Topeng
Belantek tetap menggunakan alat musik sederhana, seperti rebana biang dan gong.Alat-alat
musik tersebut masih tergolong sebagai alat musik tradisional.Kesenian
tradisional Betawi ini telah pada taraf hampir menghilang. Kehidupan zaman
modem membawa masyarakat pada arah modernisasi dalam Suryono Soekanto bahwa
Modernisasi adalah suatu proses perubahan yang menuju pada sistem-sistem sosial
budaya yang telah berkembang”.[34]
Salah satunya pada seni budaya, mayonitas masyarakat sekarang
lebih tertarik pada hal-hal yang bersifat glamor dan modern, seperti Iebih
tertarik untuk menonton konser-konser band yang cenderung ke arah
hedonisme.Akan tetapi, melihat kesenian budaya sendiri tidak tertarik karena
dianggap kuno dan tradisionalis.
“Sekarang ini orang lebih seneng melihat tontonan band-band
artis top. Karena lebih asyik.Daripada nonton kesenian budaya sendiri seperti
topeng belantek ini yang masih dianggap kuno dan bahkan ketinggalan zaman.
Apalagi sekarang zaman semakin modern, orang-orang lebih seneng hal-hal
yang modern daripada tradisional, kaya budaya topeng belantek.
Seni Topeng Belantek yang herlatar belakang tradisional harus
bersaing dengan budaya-budaya modern.Daya tawar padä seni Topeng Belantek
membuat kesenian ini dapat bertahan.Daya tawar yang diberikan pada seni budaya
Topeng Belantek yaitu nilai.Konsep daya tawar pada seni tersebut menjelaskan
bahwa ada sesuatu yang ditawarkan atau diberikan untuk masyarakat.Sesuatu yang
ditawarkan tidak hanya sekedar sebuah pertunjukan. Nilai dan proses pemaknaan
sosial yang menjadi bagian utama dalam kesenian dikarenakan pertunjukan topeng
belantek dapat merosot maupun berkembang. Nilai pada seni juga dapat ditambah
dan segi kostum, peralatan musik, dan dialog cerita yang terkadang menggunakan
bahasa inggris.
Kesenian tradisional dapat bertahan dilihat dan konsepnya adalah
makna yaitu nilai- nilaiyang dapat diambil apa ketika kita menonton tersebut
walaupun dibungkus dalam cerita apapun. nilai memiliki andil yang besar
terhadap kesenian termasuk topeng beantek”.
Namun, bagian yang paling utama adalah nilai-nilai pada seni
budaya topeng belantek.Nilai-nilai yang bersifat pendidikan yang menjadi bagian
dan daya tawar pada sebuah seni budaya Topeng Belantek. Daya tawar akan
mengarah pada keeksistensian seni Topeng Belantek. Bertahannya
kesenian-kesenian di kota besar menunjukan bahwa seni memiliki daya tawar. Daya
tawar yang membuat seni dapat bertahan juga harus dapat didukung oleh faktor
lain.Bagi para seniman bertahannya seni budaya di kota Jakarta membuktikan bahwa
masih ada masyarakat yang peduli dan perhatian terhadap seni tersebut. Jadi
daya tawar pada sebuah seni dilihat pada nilai-nilai yang terkadung dalam seni
budaya tersebut.Walaupun pada dasarnya seni Topeng Belantek dapat berkembang.
Keberlangsungan seni budaya Topeng Belantek merupakan adanya
peran seniman, tokoh dan masyarakat betawi yang akan cinta dan peduli terhadap
budayanya. Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mempertahankan seni budaya
topeng belantek.Dan pihak di pemerintahan yaitu memfasilitasi dengan
menyediakan tempat pertunjukan seni budaya tersebut.
“Kami dan pihak pemerintah Suku Dinas Kesehatan dan Kebudayaan
Walikota Jakarta Selatan membantu dengan memfasilitasi untuk pergelaran
pertunjukan seni budaya yang ada di Jakarta selatan, salah satunya seni budaya
topeng belantek. yaitu dengan menyediakan tempat dan memberikan pengarahan pada
para seniman”[35]
Seni budaya Topeng Belantek yang bersifat tradisional dan
terbentuk juga pada saat dahulu. Para seniman sanggar seni budaya topeng
belantek sendiri jumlahnya cukup sedikit dan akan punah jika tidak pernah ada
pertunjukan. Pertunjukan atau pergelaran merupakan sebuah cara untuk merunjukan
bahwa seni budaya ini masih ada. Jadi dilihat secara luas pengaruh globalisasi
dan modernisasi sekarang ternyata memberikan dampak bagi seni budaya Topeng
Belantek.
Seni budaya Topeng Belantek adalah sebuah kesenian tradisional
yang ada di Jakarta.Globalisasi dan modernisasi mempengaruhi kesenian budaya
lokal. Walaupun, masyarakat kota Jakarta berubah menjadi modern dan maju, akan
tetapi para seniman tetap mempertahankan kesenian tradisional Topeng Belantek.
Kesenian budaya topeng blantek yang merupakan bagian dan salah satu teater
betawi yangmemiliki nilai-nilai sosial yang terkandung.Dalam.hal ini nilai yang
terkandung pada pementasan kesenian topeng belantek yaitu religius dan
sosial.Pada pola pendidikan pementasan kesenian Topeng Belantek terbentuk pada
beberapa unsur.Pementasan dilakukan oleh para seniman dan pemain yang memiliki
modal pada budaya.Modal budaya pada para pemain terdiri dan keterampilan,
memiliki ilmu pengetahuan pada seni, dan mengajarkan sebuah nilai yang menjadi
tuntunan.Aspek tersebut merupakan modal dalam rnenampilkan pertunjukan kesenian
topeng belantek.Pertunjukan Topeng Belantek juga menjadi bagaian metode
pembelajaran.Meskipun, dalam pementasan seni budaya Topeng Belantek
diselenggarakan oleh pihak masyarakat dan pemerintah.
Dalam transformasi nilai dilakukan dengan cara penampilan
pementasan seni topeng belantek. Transformasi riilai tersebut ditujukan untuk
para penonton yang melihat acara kesenian Topeng Belantek.penonton dapat
memaknai nilai tersebut berdasarkan penafsiran. Transformasi nilai termasuk
dalam ranah proses pembelajaran karena salah satu pembelajaran yang diberikan
adalah pemberian nilai-nilai yang diajarkan pada seni. Dalam seni Topeng
Belantek nilai dispesifikasi menjadi nilai agama dan sosial .Daya tawar pada
kesenian Topeng Belantek terkandung yaitu pada nilal yang diberikan saat
penampilan pementasan Topeng Belantek.
Komentar
Posting Komentar